I.
DASAR TEORI
3.1.
Media
Media
disini digunakan guna untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba yang diperlukan oleh suatu substrat. Sebelum
media
tersebut digunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh
mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik
berbentuk bahan alami seperti tauge, daging, telur, wortel, dan sebagainya
ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia,
organik maupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba, dinamakan media. Agar mikroba
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam midia diperlukan persyaratan
tertentu yaitu :
1.
Bahan di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
2.
Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan
pH sesuai dengan kebutuhan mikroba.
3.
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami
mikroba yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
3.2. Bentuk,
Susunan dan Sifat Media
3.2.1 Bentuk
Bentuk,
susunan dan sifat media ditentukan oleh pemadat seperti agar-agar, gelatin dan
sebagainya, maka bentuk media dikenal tiga jenis :
a.
Media padat
Kalau ke dalam
media ditambahkan 12-15 gr tepung agar-agar per 1000 ml media. Jumlah tepung
agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang
ditanamkan. Ada yang memerlukan kadar air tinggi, sehingga jumlah tepung
agar-agar harus rendah, tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah
sehingga penambahan tepung agar-agar agak banyak. Media pada umumnya
dipergunakan untuk ragi, bakteri, jamur, dan kadang-kadang juga mikroalga.
b.
Media cair
Kalau ke dalam
media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media cair digunakan untuk
membiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain terutama bakteri dan ragi.
c.
Media semi padat dan semi cair
Kalau
penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari seharusnya. Ini umumnya
diperlukan untuk mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup
anerobik atau fakultatif.
3.2.2. Susunan
Sesuai dengan
fungsiologis dari masing-masing unsur hara yang terdapat dalam media, maka
susunan media pada semua jenis-jenis mempunyai kesamaan isi yaitu kandungan air, kandungan nitrogen, kandungan sumber
energi/unsur C, dan kandungan
vitamin. Berdasarkan
pada persyaratan tersebut susunan media dapat berbentuk :
a.
Media alami
Media yang
disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging dan sebagainya.
Contoh yang paling banyak adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan virus.
b.
Media semisintesis
Media
semisintesis adalah media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis misalnya: kaldu nutrisi, toge agar, dan wortel agar.
c.
Media sintetik
Media yang
disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
bakteri Clostridium.
3.2.3 Sifat
Penggunaan
mikroba bukan hanya pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, tetapi juga untuk
tujuan lain, yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi, dan diferensiasi biakan
yang didapatkan. Berdasaarkan pada sifat-sifatnya, dibedakan menjadi :
a.
Medium umum
Media ini
digunakan untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan satu atau lebih mikroba secara
umum. Seperti kaldu nutrisi untuk bakteri. Contoh : agar nutrisi untuk bakteri,
agar tauge atau agar kentang dekstrose untuk jamur.
b.
Media pengaya
Media ini
dipergunakan dengan maksud memberi kesempatan kepada suatu jenis mikroba untuk
tumbuh dn berkembang lebih cepat dari jenis lainnya yang sama berada dalam satu
bahan, misalnya kaldu lelenit.
c.
Media selektif
Media yang
hanya ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroba tertentu tetapi mematikan
untuk jenis-jenis lainnya. Contoh : agar endo, agar SS, dan lain-lain.
d.
Media differensial
Medium yang
dapat ditumbuhi semacam mikroorganisme dengan memberikan ciri tertentu.
Mikroorganisme tersebut mampu menguraikan salah satu bahan pembuat medium
dimana mikroorganisme yang lain yang sama –sama tumbuh di situ tidak mampu.
Contoh : agar darah, agar ecsin metilen biru, dan lain-lain
e.
Media penguji
Media untuk
pengujian senyawa tertentu dengan bantuan mikroba, misalnya penguji vitamin.
f.
Media perhitungan
Media
perhitungan maksudnya disini adalah media untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu bahan
media ini dapat berbentuk media umum, selektif, dan differensial serta penguji.
3.3.Sterilisasi
Sterilisasi
adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu seperti misalnya alat-alat, bahan
makanan, bahan/zat kimia dan lain-lain dari mikroorganisme, baik yang patogen
maupun yang tidak patogen. Beberapa cara untuk mensterilkan
medium :
1)
Sterilisasi dengan pemanasan.
a. Udara panas kering/basah.
Dipakai untuk mensterilkan
bahan atau alat yang tahan panas. Alat tersebut dipanaskan sampai suhu 170 oC selama 1 jam.
b. Tyndalisasi
Dipakai untuk
mensterilkan bahan atau alat yang ridak
tahan suhu tinggi. Bahan atau alat ini dipanaskan sampai suhu mencapai 100 oC
selama 30 menit, hal ini diulangi selama 3 hari berturut-turut. Sementara tidak
dipanaskan, maka disimpan pada suhu kamar.
c. Pasteurisasi
Dipakai
untuk mensterilkan bahan makanan yang mengalami penguraian apabila dipanaskan
pada suhu tinggi. Alat atau bahan dipanaskan
pada suhu 60 – 80 oC selama 1 jam dalam waktu 3 hari berturut-turut.
d. Api langsung/nyala Bunsen
Dipakai untuk
menstrerilkan inokulasi, mulut tabung atau permukaan meja.
e. Uap air panas dan tekanan
Dipakai
untuk mensterilkan alat atau bahan yang tahan pemanasan tinggi disertai
tekanan. Caranya dengan memnggunakan alat yang disebut autoklaf, dimana suhu
yang dicapai adalah 121 oC dan tekanan 15 lbs.
2)
Sterilisasi dengan radiasi.
Yaitu sterilisasi dengan menggunakan cahaya ultraviolet atau radiasi
sinar Co 60 atau Cs 139.
3)
Sterilisasi dengan zat kimia.
Yaitu sterilisasi yang dilakukan dengan menggunakan zat-zat kimia,
seperti alkohol 70 %, pormalin 4 %, karbol, lisol, sabun dan bahan
sterilisasi lainnya.
4)
Sterilisasi dengan saringan atau filter.
Yaitu sterilisasi yang dilakukan dengan penyaringan.
Ada beberapa bahan yang tidak boleh dipanaskan
seperti serum, darah yang sterilisasinya dilakukan dengan
penyaringan. Macam-macam penyaringan atau filter
antara lain; seitz filter dimana
penyaringannya berupa membrane yang terbuat dari kaca yang berlubang lubang dengan diamter 0,45
meter, di mana membran tersebut dapat menahan bakteri. Selain gelas,
penyaring dapat terbuat dari asbestos, selulosa ataupun plastik.
5)
Sterilisasi dengan Autoklaf
Yaitu alat serupa tanki minyak yang diisi uap. Medium yang akan
disterilkan ditempatkan di dalam autoklaf selama 15-20 menit, tergantung
banyaknya medium. Medium yang disterilkan sebaiknya diletakkan didalam botol
agak kecil, setelah pintu autoklaf ditutup rapat baru kran pintu uap dibuka dan
temperatur akan naik sampai 121oC. Setelah cukup waktu, kran uap
ditutup, bila telah mencapai suhu nol autoklaf dibuka secara perlahan, dan
setelah dingin dikeluarkan melalui autoklaf dan setelah stabil disimpan di
lemari es.
3.4.Penyimpanan Medium
Sebelum
dipergunakan medium yang sudah disterilkan, baik medium cair maupun medium
padat bisa disimpan di dalam tabung-tabung gelas berupa Erlenmeyer, tabung reaksi ataupun dalam botol. Penyimpanan dalam jumlah
kecil biasanya dalam tabung reaksi sebanyak 10-15 ml.
3.5.Pembuatan Medium
Medium semi
alami dan medium buatan dibuat dengan mencampurkan beberapa bahan-bahan. Pencampuran ada yang
harus dipanaskan dan ada yang bisa larut dalam keadaan dingin. Sterilisasi
dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dari bahan pembuat medium. Bahan
alami yang dicampurkan seperti toge, kentang, daging, tanah, dan lain-lain
biasnya dalam keadaan dalam bentuk
ekstraknya. Dalam mencampurkan zat-zat kimia harus dihindarkan terbentuknya
endapan atau emulsi yang akan mengganggu pengamatan.
Teknik biakan murni tidak saja perlunya mengetahui
bagaimana agar mendapatkan suatu biakan yang murni saja, tetapi juga bagaimana
memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk
menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni.
Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan
bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari
udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang
dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak
terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan
mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Isolasi bakteri merupakan
suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan
sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada beberapa cara umum yang dapat
dilakukan dengan cara goresan (steak
plate), cara taburan atau tuang (pour
plate), serta micromanipulator (the
micromanipulator methods). Secara alami, bakteri di alam ditemukan
dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini
ditemukan dalam keadan tertentu saja populasiini ditemukan dalam keadaan murni
. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka
organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Berarti harus ada biakan
murni yang mengandung satu jenis bakteri saja.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran
dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin
sebagai bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu:
teknik penggoresan agar, teknik agar tuang, dan teknik agar sebar.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke
biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.
Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila
mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,
sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan
dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan
agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan
agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme
3.6.Inokulasi
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja
yaitu dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya dengan
pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat secara
aseksual maupun seksual atau vegetatif dan generatif. Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta
mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril
sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat
hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat
digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga
inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Bakteri yang
ditanamkan atau ditaburkan disebut inokulum. Transfer kultur
liquid biasanya dikerjakan pada aliran laminar untuk mengurangi bahaya
kontaminasi digunakan panas api pada waktu inokulasi.
Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu
diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap
steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Ada beberapa
tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri
(inokulasi) yaitu :
a.
Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan
keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau
percobaaan dalam labotarium, pembuataan serum, vaksin dan sebagainya. Inokulasi
dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak
tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
b.
Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada
penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak
99 ml murni.
c.
Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikel yang
ujungnya
lurus berupa kolongan yang diameternya 1-3mm. Dalam
melakukan penanaman bakteri, kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan
sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin, kawat itu
disentuhkan lagi dalam nyala.
3.7.Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni mikroorganisme yaitu :
1)
Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut
ekonomi dan waktu, Namun metode Gores ini memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang harus diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup
inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya
sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin
pada lempeng medium pembiakan.
Berikut akan diperlihatkan beberapa teknik yang digunakan dalam metode gores
antara lain yaitu goresan T, goresan radian, goresan kuadran dan goresan
sinambung. Gambarnya adalah sebagai berikut:
Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, yaitu :
a.
Goresan T c. Goresan Kuadran
b.
Goresan Radian d. Goresan Sinambung
Gambar 3.1 Contoh Teknik
Metode Goresan
(sumber
:http//www.google.com/gambar-metode-goresan)
2)
Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah
medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca
yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama
dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran
bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni
koloni yang terpisah-pisah.
...……………
.......................
………………
Gambar 3.2 Contoh Teknik
Metode Tebar
(sumber: http//www.google.com/gambar-metode-sebar)
3)
Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada
suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
4)
Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke
dalam media.
Adapun perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri sebagai berikut
:
a)
Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa
yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah
sekali tumbuh di dalam suatu media.
b)
Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada
ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah
yang relatif banyak (Rohimat, 2002).
3.8.Teknik Isolasi dan
Pemurnian
Teknik isolasi mikroba untuk memisahkan dan mengidentifikasi, jenis
mikroba dari biakan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat pertumbuhan yang
nampak pada media.
1.
Metode penanaman pada agar
Pada metode penanaman pada agar ini, jika sedikit saja sel diletakkan
dalam medium agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika
suspensi sel cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga
masing-masing memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal.
Namun untuk membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni
yang diinginkan, memasukkan ke dalam air dan kemudian menanamnya kembali ke agar. Dengan
mengulangi prosedur ini beberapa kali, tidak dapat dipungkiri bahwa menjamin untuk memperoleh
biakan murni.
2.
Metode Pengenceran
Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran. Suspensi
diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika
hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan,
diperkirakan bahwa beberapa dari biakan tadi dimulai dari sel tunggal. Metode
ini tidak digunakan kecuali jika penanaman pada agar tidak dimungkinkan karena
beberapa alasan. Gambaran yang tidak diinginkan dari metode ini adalah bahwa
metode ini hanya dapat digunakan untuk isolasi tipe organisme yang dominan
dalam populasi campuran. Terdapat berbagai cara mengisolasi
mikroba, yaitu:
a)
Isolasi Pada Agar Cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar
cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies
yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang
tampak pada cawan tersebut setelah diinkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores
kuadran dan metode agar cawan tuang. Bila metode gores kuadran dilakukan dengan
baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni
berasal dari satu sel.
b)
Isolasi Pada Medium Cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila
mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya
dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran
dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk
mendapatkan satu sel semakin besar.
3. Isolasi
Sel Tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme
berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium
cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100
kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang
sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis
3.9.Haemacytometer
Haemacytometer adalah alat
khusus yang digunakan untuk menghitung mikroorganisme. Pada alat ini terdapat
kotak-kotak kecil dengan luas 1 / 400 mm2 dan kedalaman 0,1 mm.
Penggunaannya hampir sama dengan mikroskop adalah dengan meletakkan
kaca preparat yang berada di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan
ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba
baik yang kecil maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer.
Perhitungan dengan haemacytometer
ini merupakan perhitungan langsung karena sample langsung diambil dan diteteskan
pada alat haemacytometer dan diamati
di bawah mikroskop. Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup maupun yang sudah mati dapat
dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen lagi,
maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan.
Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan
pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan sel mikrooranisme yang
mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.
3.10.Perhitungan
Jumlah Sel
a. Hitungan Cawan (Pengenceran)
Dengan pengenceran, disiapkan beberapa buah tabung berisi
aquadest steril sebanyak 9 ml. Masing-masing tabung kemudian ditambahkan 1 ml
sampel yang akan diperiksa secara bertahap, yaitu :
1) 1 ml sampel ke
dalam tabung pertama, sehingga konsentrasi larutan di dalam tabung pertama
menjadi 10-1.
2) 1 ml dari tabung
pertama ke tabung kedua, sehingga konsentrasi tabung kedua menjadi 10-2.
3) Dan seterusnya
sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah.
Dari tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan
ditanamkan ke dalam cawan petri berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang
kemudian timbul pada tiap-tiap cawan dihitung. Cara perhitungan ini harus
memperhitungkan faktor kerapatan pertumbuhan koloni, karena jika pertumbuhan
koloni terlalu rapat biasanya sulit untuk dipertanggungjawabkan hasilnya. Juga
untuk pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan adanya pemilihan
cawan yang ditumbuhi koloni yang paling tinggi kemurniannya untuk dihitung.
b.
Hitungan Mikroskopis Langsung
Pada metode mikroskopis langsung, sampel diletakkan di ruang
hitung (seperti hemasiotomeyer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung
dengan bantuan sebuah mikroskop.
Pada metode ini, hasil pengenceran tidak ditanamkan pada
media, tetapi diteteskan ke dalam ruang hitung. Selanjutnya diperiksa di bawah
mikroskop terhadap mikroba yang terdapat pada kolom perhitungan. Misalnya
didapatkan jumlah yang terhitung 12 sel, maka perhitungan jumlah sel adalah:
Jumlah Sel = a x b x c x f
= 12 x 25 x 50
x 103
= 1,5 x 107
sel/ ml
dimana:
a = Jumlah
sel yang terhitung.
b = Jumlah
kotak pada ruang perhitungan.
c = Volume
tiap-tiap kotak.
f = Pengenceran
sampel.
Keuntungan metode mikroskopis langsung ini adalah
pelaksanaannya yang cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun
kelemahannya adalah tidak dapat membedakan sel-sel yang hidup dan yang mati.
Dengan kata lain hasil yang diperoleh adalah jumlah total sel yang ada dalam
populasi. Sel mati akan menyerap warna biru, sedangkan sel hidup mereduksi zat
warna tersebut secara enzimatif menjadi tidak berwarna, jadi sel-sel akan
tampak biru.
Kelemahan lain dari metode hitungan mikroskopis langsung
adalah sulitnya menghitung sel yang berukuran kecil seperti bakteri, karena
ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan. Hal ini biasanya dapat diatasi
dengan mewarnai sel sehingga sel dapat mudah dilihat. Kelemahan-kelemahan lainnya adalah
kadang-kadang sel cenderung bergumpal, sehingga sukar untuk membedakan sel-sel
individu. Cara mengatasinya adalah dengan menceraiberaikan gumpalan sel
tersebut dan kemudian menambahkan suatu bahan anti gumpal, seperti dinatrium
etilamina tetra asetat dan tween sebanyak 0,1 %.
c. Penggunaan
Nefelometer / Turbidometer
Cara ini merupakan perhitungan kerapatan materi (sel) di
dalam larutan, yang diberi cahaya. Kualitas bias cahaya yang dilakukan identik
dengan kerapatan materi sel yang berada dalam larutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar