DASAR TEORI
3.1. Pengertian
Cuka Apel
Pada
dasarnya cuka apel adalah suatu zat dibuat dari senyawa-senyawa yang berada
dalam buah apel yang kemudian difermentasi oleh mikroba dan beberapa jenis dari
mikroba yang bias merubah sari buah apel menjadi cuka apel adalah Saccharomyses Cerevisiae
dan Zymomonas Mobilis.
Yang
dimaksud dengan cuka dalam bahasa kimia adalah sejenis asam asetat yang sering
digunakan oleh para ibu-ibu untuk memasak. Namun
dalam hal ini cuka yang digunakan oleh ibu-ibu merupakan cuka campuran dengan
komposisi 70% air cuka dan 30% adalah air. Proses fermentasi
menjadi cuka adalah suatu proses yang panjang yang diawali oleh senyawa
berbahan dasar jenis gula (karbohidrat) melalui proses yang disebut dengan
glikolisis yang kemudian diubah menjadi produk akhir adalah Piruvat.
Yang
perlu diperhatikan adalah suatu proses baik itu kimia ataupun biokimia tidak bisa menghasilkan 100% zat
yang diinginkan, setidaknya
ada zat-zat campuran yang masih terkandung didalamnya.
Cuka
apel merupakan salah satu alternatif pemanfaatan buah apel.
Cuka apel atau apple
cider vinegar ini sudah lama digunakan untuk mengatasi berbagai
masalah kesehatan. Ada 2 jenis cuka apel, yaitu cuka apel yang
terbuat dari fermentasi sari apel dan cuka apel yang terbuat dari sari apel
beralkohol (cider). Cuka
apel yang terbuat dari sari apel beralkohol dengan kadar alkohol sebanyak
5,85%.
3.2. Manfaat Cuka Apel
Cuka apel dimanfaatkan
sebagai penambah rasa asam alami pada masakan. Cuka apel juga bermanfaat untuk mengawetkan
makanan seperti sayur, daging dan juga acar. Cuka apel bermanfaat
untuk membantu program penurunan berat badan, menurunkan kadar kolesterol jahat
dalam tubuh, meredakan arthritis maupun
mencegah terjadinya proses penuaan pada kulit.
Cuka apel adalah
salah satu pengobatan alternatif yang paling populer kesehatan digunakan saat
ini. Cuka apel telah digunakan sejak zaman dulu sebagai obat untuk berbagai penyakit
yang berbeda. Hippocrates yang
terkandung dalam cuka apel dikenal sebagai antibiotik. Khasiat terbesar dari
cuka apel adalah kemampuannya mendetoksifikasi berbagai organ tubuh melalui
aliran darah. Dia menghancurkan lemak dan endapan-endapan lain yang terdapat di
dalam darah, sehingga melancarkan aliran darah di dalam tubuh. Kalium yang
terkandung di dalamnya adalah unsur paling utama yang memberi khasiat pada cuka
apel. Lancarnya aliran darah akan menjaga jantung anda tetap sehat dan tentunya
mencegah anda menderita serangan jantung.
Cara Memilih atau membeli cuka
apel sangat penting karena cuka apel yang
ada dipasaran tidak semuanya dapat dikonsumsi dengan rekomendasi kesehatan. Hal ini karena ada yang diproduksi hanya dari kulitnya saja
atau dari limbah pabrik coctail yang diolah menjadi cuka apel. Cuka apel yang baik
biasanya bening dan
diperuntukan untuk memasak. Menurut Dr. D.C. Jarvis, cuka apel yang direkomendasikan untuk kesehatan adalah :
1.
Terbuat dari seluruh bagian apel (kulit dan daging buah).
2. Berbau tajam khas cuka apel, hal ini baik untuk merangsang enzim-enzim
pencernaan.
3.
Unfiltered dan Uhpasteurized
(mengandung probiotik aktif).
4.
Alami dan tanpa zat tambahan seperti
garam atau pengawet lainnya.
Kita
juga mengenal adanya cuka apel atau Apple
Cider. Khasiat cuka apel juga besar karena kandungan maltic acid (suatu
komponen alami dalam apel), membantu menstimulasi proses pencernaan. Karena
bahan ini dibuat lewat proses fermentasi
maka cuka apel juga kaya kalium, yaitu
mineral yang mampu menciptakan antiseptik dalam sel tubuh yang penuh lemak. Hal ini menyebabkan ia
dapat memperkuat metabolisme alami dan mempercepat proses oksidasi. Meminum
segelas air dicampur cuka apel dan sedikit madu setiap hari dapat membantu
menghancurkan dan melepaskan deposit lemak yang menumpuk didalam tubuh sehingga cuka apel sangat
efektif untuk diet.
Apple
Cider, Applesauce dan Apple Pie merupakan minuman khas
orang Amerika Serikat dimana minuman
ini cocok dimimun panas ataupun dingin. Dibuat dengan memfermentasikan cairan
dari beberapa jenis buah apel dalam dua tahap. Pertama, gula dari cairan apel
ini dirubah oleh ragi yang biasa dipakai untuk membuat sampanye menjadi minuman
beralkohol dengan kadar kira-kira 5%. Mula-mula rasanya manis, lalu sedikit
getir, kemudian aroma buahnya muncul sempurna.
Kadang
Cider
ini dipakai sebagai ganti minuman anggur dalam berbagai resep. Kalau tetap
ingin menjadi Cider,
pasteurisasikan minuman ini secara cepat pada suhu 77oC dan simpan
dalam kulkas. Tapi kalau ingin menjadikannya cuka, biarkan saja Cider
ini pada suhu 21oC selama 5 minggu. Bakteri Acetobacter akan
merubah minuman ini menjadi cuka. Cuka apel ini produk serbaguna, bisa dipakai
untuk pengawetan makanan atau dipakai dalam resep dressing sampai dessert.
Cuka dapat
dibuat dari bahan makanan yang mengandung gula atau pati dengan cara fermentasi
alkohol, diikuti dengan
fermentasi asam cuka. Setiap buah yang mengandung gula lebih dari 9% dapat
dikonversi menjadi cuka yang mengandung lebih dari 4 gram asam cuka per 100 ml
larutan. Pembuatan cuka apel merupakan usaha sampingan pada industri pengepakan
apel dengan memanfaatkan apel-apel sisa sortiran. Cuka buah atau cuka organik dapat digunakan
sebagai cuka meja atau
sebagai bahan untuk membuat
acar, saos
tomat, saos
cabai dan
saos yang digunakan dalam pengalengan ikan.
Cuka yang
terbuat dari sari buah apel banyak tersedia di supermarket. Cuka jenis ini
merupakan cuka paling kuat dan sehat dibanding jenis cuka lain. Cuka ini
mengandung nutrisi yang sama seperti pada apel yaitu pectin, beta karotin, potassium, termasuk
enzim dan asam
amino yang terbentuk
selama proses fermentasi.
Kandungan Potassium yang tinggi
mendorong sel, jaringan dan organisme tumbuh sementara enzim membantu
meningkatkan reaksi kimia dalam tubuh. Cuka sari buah apel juga mengandung
kalsium yang menjaga kesehatan tulang, membantu mengalirkan gerak syaraf dan
mengatur kontraksi otot sedangkan zat besi yang penting bagi kesehatan darah. Magnesium adalah komponen
lain yang banyak bermanfaat bagi tubuh terutama jantung.
Tingkat
Potassium yang rendah
menyebabkan tubuh mudah lelah sementara makanan yang kaya Potassium membantu
mencegah penyakit yang diakibatkan faktor usia. Sari apel juga memungkinkan
perut menghasilkan asam hydrochloric
yang membantu pencernaan.
Walaupun aroma
dan rasanya asam, cuka apel tidak meningkatkan keasaman tubuh dengan catatan,
produk harus dibuat secara organik dan diambil dari apel yang ditanam secara
organik pula (tidak menggunakan pupuk dan pembasmi hama kimiawi). Produk cuka
apel organik sudah dibuktikan aman dan efektif termasuk digunakan untuk
anak-anak.
Cuka apel tidak
membuat perut kita asam karena bukan makanan pembentuk asam. Cuka apel mengandung
zat-zat pembentuk basa sehingga baik untuk membantu menjaga keseimbangan
asam-basa tubuh.
Keseimbangan
yang dibutuhkan tubuh kita adalah 80 persen basa dan 20 persen asam. Asam dalam
keseimbangan asam-basa tidak ada kaitannya dengan rasa asam pada makanan. Asam
pada keseimbangan asam-basa adalah nilai keasaman kimiawi suatu zat atau
larutan, dinyatakan sebagai pH. Sedangkan rasa asam pada makanan adalah jumlah
isi atau volume suatu zat dalam makanan yang membawa rasa asam. Ukuran yang
digunakan adalah persentase isi atau persentase volume.
Makanan yang
rasanya asam tidak selalu memiliki pH asam. Selain cuka apel, buah-buahan
seperti jeruk, nanas, mangga, bahkan jeruk nipis dan jeruk lemon termasuk
makanan pembentuk basa. Sebaliknya, makanan ber-pH asam tidak selalu rasanya
asam.
Keasaman dalam
darah yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kondisi yang disebut asidosis.
Asidosis menyebabkan gangguan metabolisme, diikuti terjadinya pengentalan atau
penggumpalan darah, salah gizi (malnutrisi), dan munculnya penyakit-penyakit
degeneratif termasuk obesitas (kegemukan).
Selain untuk
menambah cita rasa masakan dan mengempukkan daging, cuka apel sudah lama
digunakan orang untuk membuat berbagai ramuan tradisional. Antara lain untuk
menjaga kelembapan kulit dan rambut, mengobati jerawat dan luka akibat sengatan
matahari. Kombinasi cuka apel, Kelp atau Kombu (jenis rumput laut
berdaun lebar dan panjang), Lesitin,
dan vitamin B6 sudah digunakan orang selama puluhan tahun untuk menurunkan
berat badan.
Orang terdahulu gemar meramu
cuka apel dengan tanaman herbal
atau minyak esensial untuk perawatan kulit. Cuka apel berkhasiat bagi kulit
karena mengandung unsur-unsur berkhasiat tonik yang dapat melancarkan sirkulasi
darah dalam pembuluh darah halus pada jaringan kulit. Antiseptik
untuk mencegah penyebaran bakteri, virus atau jamur yang dapat memicu infeksi
dan mengandung zat-zat nutrisi lain yang membantu membuang kelebihan lemak pada
permukaan kulit dan mencegah kulit kering.
Orang mulai
pertama kali menanam apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah
di dunia yang lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya adalah
keturunan dari Malus sieversii asal
Asia Tengah, dengan sebagian genom dari Malus
sylvestris (apel hutan atau apel
liar).
Apel (Malus sylvetris Mill) adalah tanaman
tahunan dari daerah subtropis. Apel ada yang berkulit kuning, hijau, kemerahan
atau merah dan juga berdaging putih kekuningan, segar serta mengandung air
cukup tinggi. Pada umumnya apel dikonsumsi dalam keadaan segar. Apel
dapat juga diolah menjadi produk bernilai tinggi, contohnya : selai, dodol,
cuka, saus apel dan sebagainya.
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat
bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri.
Beberapa varietas apel unggulan diantaranya adalah Rome Beauty, Manalagi,
Anna, Princess Noble dan Wangli / Lali jiwo. Apel merupakan bahan
baku utama pada praktikum ini. Bahan ini selain mudah didapat dan harganya
relatif terjangkau, khasiatnya sangat banyak. Buah ini efektif membunuh virus.
Kandungan asam
klorogenik, vitamin C, pektin dan sorbitol (zat pencahar)
di dalamnya dapat menghalangi pembentukan sel-sel kanker. Kandungan Potassium didalamnya efektif
memelihara kesehatan tulang. Selain itu, zat sorbitol pada awal membantu pembuangan zat
yang tidak berguna pada tubuh sehingga memperlancar buang air besar.
Apel
yang digunakan untuk jus sebaiknya tidak di kupas supaya zat gizi didalamnya
tidak ikut terbuang. Namun, anda harus yakin bahwa apel tersebut sudah dicuci
bersih dengan air yang mengalir (air keran) supaya sisa obat pembasmi hama yang
menempel pada kulit ikut terbuang. Apel merupakan salah satu minuman kesehatan keluarga, satu-satunya yang
mengandung mother dan probiotik
aktif.
Pada tahun 1978,
Konowalchuck mempublikasikan artikel berjudul ''Antiviral Effect of Apple Beverages''. Ia menulis sari buah apel
sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Dalam buku
lain, ''Natural Remedies'', dosis apel yang bisa
melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus
apel.
Penelitian lain
mengungkapkan, apel kaya akan serat, fitokimia
dan flavonoid. Bahkan
menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak mengandung
flavonoid dibandingkan dengan
buah-buahan lain. Zat ini menurut laporan tersebut mampu menurunkan risiko
terkena penyakit kanker paru-paru sampai 50%. Fakta ini didukung sebuah
penelitian lain di Welsh, Inggris yang menunjukkan konsumsi buah apel secara
teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik.
Selain itu ada kabar baik untuk
kaum pria. Hasil penelitian Mayo
Clinic, Rochester di Amerika Serikat yang dimuat dalam jurnal Carcinogenesis pada tahun 2001
membuktikan kuersetin
(quacertin),
sejenis flavonoid yang
terkandung dalam apel dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker prostat.
Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid
yang secara biologis amat kuat. Bila vitamin C memiliki aktivitas antioksidan
1, maka kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7.
Fitokimia didalam
apel dapat berfungsi sebagai antioksidan yang melawan kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein / LDL)
yang potensial menyumbat pembuluh darah. Antioksidan ini dapat mencegah
kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan,
antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (High Density Lipoprotein / HDL)
yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung, pembuluh darah dan stroke.
Secara spesifik pada sebuah
penelitian awal terbukti
dalam apel ditemukan asam D-glucaric yang bermanfaat mengatur kadar kolesterol.
Jenis asam ini mampu mengurangi kolesterol jahat hingga 35%. Penelitian di
Cornell University, Amerika Serikat membuktikan zat fitokimia yang terdapat
pada apel bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Fitokimia
lain pada apel yang memiliki aktivitas antikanker adalah asam elagat, asam kafeat, asam klorogenat
dan glutathione. Asam elagat berperan sebagai obat antikanker generasi baru
dengan aksi utama melindungi kromosom dari kerusakan dan menghambat aksi dari
banyak karsinogen (bahan pencetus kanker), seperti asap rokok (dikenal secara
kolektif sebagai polycylic aromatic
hydrocarbons dan bahan-bahan kimia beracun seperti benzopyrene). Glutation adalah bahan antikanker yang menangkal efek
racun dari logam berat, seperti timah hitam. Zat tersebut juga dapat
mengeliminasi pestisida dan bahan pelarut.
3.3. Sejarah Cuka
Apel di Indonesia
Berdasarkan
legenda di kawasan pegunungan Kaukasia, di perbatasan antara daratan Asia dan
Eropa sebelah
tenggara Rusia,
konon ribuan tahun yang lalu Nabi Muhammad yang pertama kali memberikan sebuah
biji (berisi bakteri baik kelompok Lactobacillus
sp) kepada orang-orang setempat dan mengajari cara membuat minuman asam yang
mengandung polisakarida larut air yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang
berperan dalam meningkatkan pembentukan sistem imun dalam tubuh sehingga masyarakat
tersebut memiliki kondisi tubuh yang kuat dan sehat serta hampir tidak pernah
menderita berbagai macam penyakit.
Tercatat dalam sejarah, pada tahun 907,
Elie Metchinkoff ilmuan Rusia peraih Nobel menyampaikan hipotesisnya tentang
manfaat minuman fermentasi (dari susu yang diasamkan) bagi bangsa Bulgaria yang
biasa mengkonsumsi minuman tersebut mempunyai dampak umur panjang dan selalu
dalam kondisi sehat, sedikit sekali yang terserang penyakit. Perkembangan
berikutnya sekitar abad VII, dalam literatur Kekaisaran Romawi pernah mencatat
bahwa Yulius Caesar mengintruksikan kepada para prajurit Romawi untuk secara
teratur mengkonsumsi minuman asam (cuka dari buah apel) untuk menjaga ketahanan
tubuh prajuritnya.
Begitu pula di Amerika, sekitar abad
XVIII tercatat nama Presiden Amerika kedua John Adams sebagai pengkonsumsi
teratur cuka apel memiliki kesehatan tubuh yang terjaga sehingga terhindar dari
serangan penyakit sampai beliau wafat di usia 91 tahun.
Sekitar awal tahun 1990, cuka apel mulai
beredar dipasaran Indonesia sebagai produk impor. Umumnya bahan baku cuka apel
tersebut terbuat dari buah apel New Zeland, Whosington dan Red Delicious. Diperkirakan sekitar
tahun 1998, di Indonesia mulai muncul beberapa merk cuka apel yang diproduksi
menggunakan bahan baku domestik (buah apel Malang – Jawa Timur).
Berbicara tentang cuka
apel di Indonesia tidak terlepas dari peran besar Miftahus Sa’diyah, S.TP selaku
penemu formulasi cuka apel yang kemudian diproduksi oleh PT. Hemarco Perkasa
Utama sejak tahun 2001. Dibawah bimbingan Bapak Eddy Susanto Sutikno selaku
Kepala divisi Produksi PT. Hemarco Perkasa Utama proses produksi berjalan
dengan baik dan lancar sehingga menjadikan produk cuka apel yang diminati
konsumen. Dengan kualitas produk yang baik tersebut membawa berkah bagi
kejayaan PT. Hemarco Perkasa Utama sebagai industri yang mampu mempopulerkan
cuka apel diseluruh penjuru Indonesia. Kepopuleran nama cuka apel yang
diproduksi oleh PT. Hemarco Perkasa Utama tidak terlepas dari kerja bapak Eddy
Susanto Sutikno terutama diwilayah
Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan Sulawesi.
3.4. Kandungan
Cuka Apel
Sumber
kebaikan cuka apel yang banyak bermanfaat bagi kesehatan mungkin adalah
kandungan apel itu sendiri yang memang dipercaya sebagai sumbernya berbagai
nutrisi kebaikan. Dikatakan oleh banyak artikel kesehatan bahwa komposisi cuka
apel mengandung banyak vitamin, mineral, anti oksidan dan serat, sebaliknya,
cuka apel mengandung sedikit sekali lemak dan sodium. Seperti tertulis dalam Food
Values of Portions Commonly Used oleh Jean A.T. Pennington, kandungan cuka apel adalah
berikut :
1.
Kalori
2.
Air
3.
Karbohidrat
4.
Protein
5.
Lemak
6.
Serat Makanan
7.
Vitamin A
8.
Vitamin C
9.
Vitamin B1
10.
Vitamin B2
11.
Vitamin B6
12.
Asam Folat
13.
Niadin
14.
Pantothenic
15.
Sodium
16.
Kalsium
17.
Magnesium
18.
Seng
19.
Manggan
20.
Kalium
21.
Fosfor
22.
Besi
23.
Tembaga
Cuka apel apa pun yang terbuat dari apel utuh, selama tidak
di pasteurisasi maupun di filter juga akan mengandung banyak nutrisi
bermanfaat, enzim serta asam organik tersebut. Kandungan-kandungan ini didapat
dari dua kali proses fermentasi yang dibutuhkan untuk membuat cuka.
Banyak ahli yang mempercayai bahwa produk cuka apel yang
melalui proses fermentasi ganda akan mendapatkan elemen-elemen cuka apel yang
banyak bermanfaat untuk kesehatan.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Pisau
2. Kompor
3. Panci
4. Kain
saring
5. Baskom
4.2. Bahan
1.
Apel ½
kg
2.
Gula 250
gr
3.
Air 1,5 liter
4.
Yeast
(ragi)
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Apel
dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.
2. Rebus
irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.
3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan
selama 30 menit agar aroma buah apel keluar.
4. Pisahkan
sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel dimasukkan kedalam botol.
5.
Masukkan
ragi / yeast kedalam sari apel tersebut. Tutup dengan kain saring. Fermentasi
sari apel selama 1-2 minggu akan membentuk alkohol.