BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pencampuran adalah operasi yang sangat penting bahkan dikatakan fundamental
hampir di tiap proses. Pencampuran zat cair bergantung pada pembentukan arus
aliran yang membawa bahan yang belum bercampur ke dalam zona pencampuran di
sekitar impeler.
Keberhasilan proses operasi kimia tergantung
pada efektifitas pencampuran dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang
dilakukan akan menyebabkan suatu material akan bergerak secara spesifik
(tertentu), sedangkan pencampuran adalah pendistribusian yang acak dan melalui
satu atau yang lainnya dari dua atau lebih phase.
Suatu material yang homogen, seperti air dingin dalam tanki yang penuh dalam
tanki dapat diaduk tetapi tidak dapat dilakukan pencampuran sebelum ditambahkan
material lain ke dalam tanki. Jadi jelaslah bahwa pengadukan (agitasi) tidaklah
sama dengan pencampuran (mixing).
Tidak seperti unit
pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran dibutuhkan untuk melakukan
beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan panas dan perpindahan massa
secara cepat. Pengadukan hampir terjadi di setiap proses industri. Seperti apa
pengadukan pun sesuai dengan feed
dari industry tersebut dan pengoperasian pada industri.
Peralatan
pencampuran yang digunakan untuk kepentingan komersial sangatlah banyak,
misalnya pencampuran yang digunakan untuk memproduksi bahan kimia, makanan,
obat-obatan dan lain sebagainya.
Tugas dari mixer
(pencampur) itu sendiri adalah :
1)
Mengontakan cairan-cairan yang
tidak dapat bercampur, misalnya proses ekstraksi solvent
2)
Proses emulsi untuk
menghasilkan produk yang stabil
3)
Melarutkan padatan kasar pada
cairan dengan viskositas rendah
4)
Dispersi padatan halus dalam
cairan dengan viskositas tinggi
5)
Dispersi padatan halus dalam
cairan, misalnya proses fermentasi
6)
Mengontakkan gas/padatan/cairan
pada reaksi katalitik
Tetapi yang menjadi masalah bahwa
tidak satupun alat yang dapat melakukan fungsi dari pencampuran
secara menyeluruh dan effisien karena disebabkan biaya pengoperasian yang
sangat tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka
sangatlah perlu untuk mngetahui proses pencampuran ataupun pengadukan secara
lebih dalam, tentang alat yang digunakan ataupun cara yang tepat sehingga
nantinya akan diperoleh hasil yang optimal serta dapat menekan biaya yang
digunakan seminimal munkin.
1.2 Tujuan
Dengan melakukan percobaan ini, maka :
1)
Dapat mengetahui pola aliran
yang ditimbulkan oleh dua impeler yang berbeda (propeller dan padle).
2)
Dapat mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi adanya perbedaan pola aliran.
3)
Dapat mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan oleh penggunaan baffle
pada proses pencampuran.
4)
Dapat mengetahui konduktifitas
dari larutan garam terhadap kecepatan perputaran impeler dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai konduktivitas tersebut.
5)
Untuk mengetahui pengaruh besarnya
power yang diberikan impeler terhadap vorteks
yang terbentuk.
1.3 Permasalahan
Adapun masalah-masalah yang akan diketahui melalui percobaan ini
adalah :
1)
Bagaimanakah pengaruh
penggunaan dari dua impeler yang berbeda (type
propeller dan padle) terhadap
kualitas campuran yang dihasilkan.
2)
Bagaimanakah pengaruh
penggunaan baffle dalam proses
pencampuran.
3)
Bagaimanakah pengaruh kecepatan
putaran impeller yang berbeda dalam
proses pencampuran.
4)
Bagaimanakah pengaruhi
penggunaan bahan dalam proses pencampuran.
5)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola aliran dan kualitas campuran dalam proses pencampuran.
6)
Pengaruh kecepatan putaran
impeler terhadap konduktivitas larutan garam.
1.4 Hipotesa
Hipotesa yang dapat ditarik sebelum melakukan percobaan ini adalah :
1)
Semakin besar kecepatan putaran
impeler maka semakin cepat pula terjadinya homogenitas dalam campuran.
2)
Dengan penggunaan buffle maka aliran yang terjadi adalah
turbulen sehingga proses pencampuran akan terjadi lebih cepat.
3)
Semakin kecil ukuran padatan
yang akan dicampur atau dilarutkan maka semakin cepat pula terjadinya
homogenitas.
4)
Semakin kecil viskositas cairan
yang digunakan semakin cepat terjadinya homogenitas.
5)
Vorteks dapat dihilangkan dengan
pemakaian baffle sehingga arah aliran
dapat menyebar.
1.5 Manfaat
Manfaat-manfaat yang dapat diambil melalui percobaan ini adalah :
1)
Dapat mengetahui prinsip dasar
dari percobaan fluid mixing apparatus.
2)
Dapat mengetahui perbedaan pola
aliran yang ditimbulkan oleh dua buah impeler (Propeller dan turbin).
3)
Dapat mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan pola aliran yang berbeda, seperti padatan yang digunakan,
viskositas cairan, kecepatan putaran impeler dan lain sebagainya.
4)
Dapat mengetahui besarnya daya
hantar listrik yang ditimbulkan sebagai
pengaruh dari kecepatan putaran.
5)
Dapat mengetahui perbedaan yang
terjadi pada pencampuran liquid yang menggunakan baffle dan tidak menggunakan baffle
(tidak terbentuk vortex dan terbentuk
vortex).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mixing
Suatu pencampuran
adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih yang
berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (obyek tidak menempel satu sama lain). Sementara
tak ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran, properti kimia suatu
pencampuran, seperti titik lelehnya, dapat menyimpang dari komponennya.
Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara
mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen.
Pencampuran secara umum adalah produk pencampuran mekanis atau
pencampuran zat
kimia seperti elemen dan senyawa,
tanpa penyatuan kimia atau perubahan kimia lainnya, sehingga masing-masing zat
mempertahankan properti dan karakteristik kimianya.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk
berbagai maksud, tergantung dari tujuan langkah itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain adalah :
1)
Untuk memilih suspensi partikel
zat padat.
2)
Untuk meramu zat cair yang
mampu larut, misalnya metil alkohol dan
air.
3)
Untuk menyebarkan gas didalam
zat cair dalam bentuk gelembung kecil.
4)
Untuk menyebarkan zat cair yang
tidak dapat bercampur dengan zat cair lain, sehingga membentuk emulsi atau
suspensi butiran-butiran halus.
5)
Untuk mempercepat perpindahan
kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel kalor.
Kadang-kadang pengaduk
digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi katalitik
dan zat cair. Dalam bejana hidrogenasi didispersikan melalui zat cair dimana
terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor reaksi keluar melalui kumparan
atau mentel.
Pengadukan menunjukkan
gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana,
dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam sirkulasi.
Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah bejana atau alat.
Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan
dengan proses ini, dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam
alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan
pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki dengan
geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan
putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida
yang diaduk. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki
berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan
pencampuran tersebut.
Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang
berbeda yaitu :
1)
Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara keseluruhan
(bulk flow).
2)
Eddy diffusion : pencampuran karena
adanya gumpalan - gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakan dalam medan
aliran.
3)
Diffusion : pencampuran karena
gerakan molekuler.
Ketiga
mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan
pencampuran dalam keadaan turbulen dengan pencampuran dalam medan aliran
laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan.
Secara khusus,
proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis
permasalahan utama, yaitu :
1)
Untuk
menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multikomponen.
2)
Untuk
memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari sistem
yang tidak seragam.
3)
Untuk
menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa perubahan
komposisi.
2.2
Mechanically Agitated Vessel
2.2.1
Vessel
Vessel biasanya berbentuk tanki silinder vertikal dimana di dalamnya akan
diisikan fluida dengan kedalaman yang sama dengan diameter tanki. Tetapi pada
beberapa sistem pengontakan gas atau cairan dengan kedalaman cairan sekitar 3
kali diameter tanki maka akan digunakan banyak impeler. Diameter vessel
berkisar antara 0,1 meter untuk unit yang kecil hingga 10 meter ataupun
lebih untuk instalasi industri besar.
Bagian
dasar tangki dapat berbentuk datar, lengkungan atau lancip (kerucut) tergantung
pada faktor kemudahan pada saat pengurasan atau pada zat padat yang terlarut.
Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk lengkungan karena sudut yang ada
sangat minimalis sehingga zat padat tidak ada yang terselip dan akan rata
tercampur. Sedangkan jika bentuk kerucut (cone)
yang digunakan makan harus dipastikan bahwa pencampuran dapat dilakukan dengan
sempurna dengan cara menurunkan posisi impeler, Tetapi hal ini akan sangat
berbahaya jika impeler terlalu dekat dengan permukaan dinding vessel terutama jika sampai bersentuhan
akan mengakibatkan alat menjadi rusak.
Dalam
kasus lainnya sering pula digunakan 2 buah impeler pada bagian atas. Walaupun
bawah vessel untuk memperoleh
pencampuran yang sempurna. Pada design mixer
atau settler untuk solvent extraction biasanya digunakan tanki
segi empat karena pertimbangan harga yang lebih murahh untuk kapasitas yang
besar dan juga lebih mudah mengkombinasikannya dengan settler.
2.2.2 Baffle
Untuk mencegah terjadinya
pembentukan ruang udara (vortex) pada
saat cairan-cairan dengan viskositas rendah diaduk dalam tanki silinder
vertikal dengan impeler yang berada pada pusatnya, maka digunakanlah baffle yang dipasang pada dinding vessel. Baffle yang digunakan biasanya memiliki jarak yang sama sekitar 1 -
10 dari diameter tanki.
Baffle biasanya tidak menempel pada
dinding vessel sehingga secara
kebetulan akan terdapat celah antara baffle
dengan dinding vessel. Baffle umumnya tidak digunakan pada
cairan dengan viscositas tinggi dimana pembentukan vortex bukanlah menjadi masalah yang penting. Baffle dipasang pada mixing
vessel untuk menambah turbulensi. Walaupun penggunaan baffle menaikkan jumlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain
memilki keuntungan yaitu terjadinya perpindahan panas secara terus menerus dan
waktu yang dibutuhkan
untuk mencampur lebih cepat.
Tabel 2.1 Kebutuhan tenaga pada mevhanically agitated system
Proses
|
Tenaga yang digunakan
(HP/1000 gal)
|
Pengadukan yang sangat tinggi
Emulsifikasi
Disolving padatan
Disolving gas yang sedikit larut
Pengadukan yang tinggi
Perpindahan
panas yang cepat
Pengontakan
Pengadukan yang sedang
Disolving gas yang larut (sedang)
Padatan
yang tersuspensi
Pencucian
Perpindahan
panas yang menengah
Pengadukan yang rendah
Ekstraksi cairan
Kristalisasi
Stirring
Pencampuran
Disolving gas yang dapat larut
|
15 - 25
10 - 12
3 - 10
1,5 - 2,5
1,5 - 2,0
1,0 - 2,0
1,0 - 1,6
1,0 - 1,5
0,9 - 1,3
0,7 - 1,0
0,8 - 1,2
0,5 - 0,9
0,5 - 0,8
0,5 - 0,8
|
Ketika waktu yang digunakan pada proses
pencampuran sangatlah sedikit, pencampur yang terbaik adalah pencampur dengan
jumlah tenaga yang terkecil dan waktu yang sangat pendek.
2.2.3 Impeler
Impeler
inilah yang akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem, yang
menyebabkan zat cair bersikulasi di dalam bejana untuk akhirnya
kembali ke impeler.
Dari segi
bentuknya, ada tiga jenis impeller: propeller (baling-baling), dayung (padle), dan turbin (turbine). Masing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai variasi
dan sub-jenis. Ada lagi jenis-jenis impeler lain yang dimaksudkan untuk
situasi-situasi tertentu, namun ketiga jenis itu agaknya dapat digunakan untuk
menyelesaikan 95 persen dari semua masalah agitasi zat cair.
Jenis-jenis impeller yang lain :
1)
The marine type propeller
2)
Flat – blade turbine
3)
The disk flat – blade turbine
4)
The curved – blade turbine
5)
The pitched – blade turbine
6)
The shrouded turbine
2.2.3.1 Propeller
Propeller merupakan impeller
aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada
kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau 1.750 rpm, sedang propeller besar berputar pada 400 sampai 800 rpm. Arus yang
meninggalkan propeller mengalir
melalui zat cair menurut arah tertentu samapi dibelokkan oleh lantai atau
dinding bejana. Kolom zat cair yang berputar dengan sangat turbulennya itu
meninggalkan impeller dengan membawa
ikut zat cair stagnan yang dijumpainya dalam perjalanannya itu, dan zat cair
stagnan yang terbawa ikut itu mungkin lebih banyak dari yang dibawa kolom arus
sebesar itu kalau berasal dari nosel
stasioner. Daun-daun propeller
merobekkan menyeret zat cair itu. Oleh karena arus aliran ini sangat gigih,
agitator propeller sangat efektif
dalam bejana besar.
Propeller yang berputar membuat pola heliks di dalam zat
cair, dan jika tidak tergelincir antara zat cair dan propeller itu, satu putaran penuh propeller akan memindahkan zat cair secara longitudinal pada jarak
tertentu. Rasio jarak ini terhadap
diameter dinamakan jarak (pitch) propeller itu. Propeller yang mempunyai jarak bagi1,0 disebut mempunyai jarak bujur sangkar.
2.2.3.2 Paddle
Untuk
tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada
poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-kadang
daun-daunnya dibuat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung (paddle) ini berputar di tengah bejana
dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeler, kecuali bila
daunnya agak miring. Arus yang terjadi bergerak ke luar ke arah dinding, lalu
membelok ke atas atau ke bawah. Dalam tangki-tangki yang dalam, kadang-kadang
dipasang beberapa dayung pada satu poros, dayung yang satu di atas yang lain.
Dalam beberapa rancang, daunnya disesuaikan dengan bentuk dasar bejana, yang
mungkin bulat atau cekung, piring, sehingga dapat mengikis atau menyapu
permukaan pada jarak sangat dekat. Dayung (padle)
jenis tersebut dinamakan agitator jangkar (anchor
agitator). Jangkar ini sangat efektif untuk mencegah terbentuknya endapan
atau kerak pada permukaan penukar kalor, seperti umpamanya, dalam bejana proses
bermantel, tetapi tidak terlalu efektif sebagai alat pencampur. Jangkar ini
biasanya dioperasikan bersama dengan dayung berkecepatan tinggi atau agitator
lain, yang biasanya berputar menurut arah yang berlawanan.
Agitator dayung
yang digunakan di industri biasanya berputar dengan kecepatan antara 20 dan 150
rpm. Panjang total impeler dayung biasanya antara 50 sampai 80 persen dari
diameter-dalam bejana. Lebar daunnya seperenam sampai sepersepuluh panjangnya.
Pada kecepatan yang sangat rendah, dayung dapat memberikan pengadukan sedang di
dalam bejana tanpa-sekat, pada kecepatan yang lebih tinggi diperlukan pemakaian
sekat, sebab jika tidak, zat cair itu akan berputar-putar saja mengelilingi
bejana itu dengan kecepatan tinggi, tetapi tanpa adanya pencampuran.
2.2.3.3 Turbin
Turbin biasanya
efektif untuk jangkau viskositas yang cukup luas. Pada cair berviskositas
rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung di
keseluruhan bejana, menabrak kantong-kantong yang stagnan dan merusaknya. Di
dekat impeler itu terdapat zona arus deras yang sangat turbulen dengan geseran
yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan tangensial. Komponen tangensialnya
menimbulkan vorteks dan arus putar, yang harus dihentikan dengan menggunakan
sekat (baffle) atau difuser agar impeler itu menjadi sangat
efektif.
Beberapa di
antara berbagai ragam bentuk rancang turbin adalah turbin daun-lurus terbuka,
turbin piring berdaun dan turbin piring lengkung vertikal. Kebanyakan turbin
itu menyerupai agitator-dayung berdaun banyak dengan daun-daunnya yang agak
pendek, dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang dipasang di pusat
bejana. Daun-daunnya boleh lurus dan boleh pula lengkung, boleh bersudut, dan
boleh pula vertikal. Impelernya mungkin terbuka, setengah terbuka, atau
terselubung. Diameter impeler biasanya lebih kecil dari diameter dayung, yaitu
berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana.
Beberapa tipe impeller, yaitu : propeller, turbin, paddle, anchor, helical ribbbon, helical screw.
Penggunaan impeller diatas tergantung
pada geometri vessel (tanki),
visikosita cairan.
1) Untuk viscositas yang lebih kecil dari
2000 cP, maka digunakan impeller
dengan tipe propeller.
2) Untuk viscositas antara 2000 cP - 50000
cP, maka digunakan impeller dengan
tipe turbin.
3) Untuk viscositas antara 10000 cP - 1000000 cP, maka digunakan impeller tope anchor, helical ribon dan
paddle
4)
Untuk viscositas diatas 1 juta
cP, digunakan pencampuran khusus, seperti banburg mixer, kneaders, extrudes, sigma mixer dan beberapa tipe lainya.
Ada dua macam
impeller pengaduk yaitu :
1)
Impeller aliran aksial yang
membangkitkan arus sejajar dengan sumbu
poros impeller
2) Impeller aliran radial yang membangkitkan arus pada
arah tangensial atau radial
Ukuran impeller tergantung pada jenis impeller dan kondisi operasi seperti
yang dijelaskan oleh Reynolds, Froude,and Power sebagai suatu karakteristik
yang saling mempengaruhi. Untuk impeller
jenis turbin, perbandingan diameter dari impeller
dan vessel berada pada range, d/D =
0,3 -0,6, harga terendah berada
pada rpm yang tinggi sebagai contih
dipersi gas.
Kecepatan impeller standar yang
digunakan untuk kepentingan komersil (industri) adalah 34, 45, 56, 68, 84, 100,
125, 155, 190, dan 320 rpm. Tenaga yang dibutuhkan biasanya tidak cukup untuk digunakan secara kontinu
untuk mengatur gerakan steam turbin. Dua kecepatan driver mungkin dibutuhkan pada saat torques awal sangat tinggi.
Tabel 2.2 Pemilihan jenis impeller berdasarkan pemakaian
Penggunaan
|
Jenis Impeller
|
||
|
Propeller
|
Turbine
|
Paddle
|
Pencampuran
Dispersi
Suspensi padatan
Reaksi
Dispersi gas
Pengubah panas
Kristalisasi
|
1
2
2
2
3
2
2
|
2
1
1
1
1
1
1
|
3
3
3
3
3
2
1
|
Keterangan : 1 = Banyak digunakan
2
= Kadang-kadang digunakan
3
= Jarang digunakan
Jenis aliran di
dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada :
1) Jenis impeller
2) Karakteristik fluida
3) Ukuran serta perbandingan (proporsi)
tangki, sekat, dan agitator.
Kecepatan fluida
dalam setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen, dan pola aliran
keseluruhan di dalam tangki itu bergantung pada variasi dari ketiga komponen
itu dari satu lokasi ke lokasi lain. Ketiga komponen itu yaitu :
1) Komponen radial yang bekerja pada arah
tegak lurus terhadap poros impeller.
2) Komponen longitudinal, yang bekerja pada
arah paralel dengan poros.
3) Komponen tangensial yang bekerja pada arah
singgung tehadap lintasan lingkaran
Gambar
Pola Aliran Fluida:
|
Gambar 2.3.1 Pola aliran fluida untuk Propeller
ditengah vessel tanpa Baffle
|
|
Gambar 2.3.2 Pola aliran fluida untuk Propeller ditengah vessel dengan Baffle, pola aliran Aksial
|
|
Gambar 2.3.3 Pola aliran fluida untuk Propeller ditengah vessel dengan Baffle,pola aliran radial
|
Gambar 2.3.4 Pola aliran fluida untuk Propeller tidak pada posisi ditengah vessel
|
|
Gambar 2.3.5 Posisi agitator pada vessel
|
Dalam keadaan
biasa, di mana poros itu vertikal, komponen radial dan tangensial berada dalam
satu bidang horisontal, dan komponen longitudinalnya vertikal. Komponen radial
dan komponen longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan
untuk melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis di
pusat tangki, komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus
tangensial itu mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran di sekitar poros,
dan menimbulkan vorteks pada
permukaan zat cair, dan karena adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung
membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adanya aliran longitudinal
antara lapisan-lapisan itu.
Jika di dalam
sistem itu terdapat pula partikel zat padat, arus sirkulasi itu cenderung
melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal, ke arah luar, dan
dari situ bergerak ke bawah, dan sesampai di dasar tangki, lalu ke pusat.
Karena itu, bukannya pencampuran yang berlangsung di sini, tetapi sebaliknya
pengumpulanlah yang terjadi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi zat cair
begerak menurut arah gerakan daun
impeller, kecepatan relatif antara daun dan zat cair itu berkurang, dan
daya yang dapat diserap zat cair itu menjadi terbatas.
Dalam bejana yang
tak bersekat, alir putaran itu dapat dibangkitkan oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun yang
radial. Jadi, jika putaran zat cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki
itu dapat dikatakan tetap, bagaimanapun bentuk rancangan impeller. Pada kecepatan impeller
tinggi vorteks yang terbentuk mungkin
sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller
dan gas dari atas permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat cair itu.
Makanya hal demikian tidaklah dikehendaki.
Aliran tingkat (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat dicegah dengan
menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini. Dalam tangki-tangki kecil
impeler dipasang di luar sumbu tangki (eksentrik). Porosnya digeser sedikit
dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak lurus
terhadap pergeseran itu. Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya
dipasang di sisi tangki, dengan porosnya pada bidang horisontal, tetapi membuat
sudut dengan jari-jari tangki.
2.3 Jet Mixer
Pencamuran dalam
sebuah vessel dilakukan untuk
viskositas rendah dengan menggunakan jet
nozzle yang dimasukkan dalam vessel dimana
cairan dengan viskositas tinggi dialirkan kedalam jet nozzle. Pompa
digunakan untuk mengeluarkan sebagian liquid dari vessel dan dikembalaikan melalui nozzle melalui vessel.
Transfer momentum dari jet viskositas tinggi menuju liquid dalam vessel menyebabkan aksi pencmpuran
sirkulasi dalam tanki.
2.4 In-line Static Mixer
In-line static mixers digunakan untuk operasi pencampuran dan pelarutan
dalam jumlah yang besar. Sebuah unit tetap diletakkan dalam sebuah pipa dan
pencampur dimasukkan oleh sistem pemompaan. Untuk kasus pencmpuran liquid kental
secara laminer, pencampuran dilakukan
dengan mekanisme slicing dan folding. Proses pencampuran ini
memberikan peningkatan dalam produk campuran sebagai jumlah dari elemen
pencampuran yang diulang meningkat. Dalam kasus
pelarutan liquid-liquid dan gas-liquid seperti mekanisme diatas tidak
berpengaruh dan biasanya operasi terjadi secara turbulen.
2.5 In-Line Dynamic Mixer
Untuk operasi
pencampuran dimana membutuhkan produksi continue
dari solid yang dilarutkan dan emulsi, In-Line
Dynamic Mixers adalah salah satu bentuk mixer
yang dapat digunakan. Alat ini terdiri dari sebuah rotor dimana spin adalah
kecepatan tinggi di dalam sebuah casing
dan umpan material dipompakan secara continue
menuju unit. Di dalam casing, shear force fluida yang tinggi digunakan
pada operasi pelarut.
2.6 Mills
Beberapa kegiatan
kimia termasuk pelarutan solid dan pengemulsian tidak dapat dilakukan di dalam vessel yang dicampur secara mekanik
karena tidak mungkin dapat menurunkan tegangan tinggi untuk memecah partikel
agregat dalam memperoleh kualitas pelarutan atau menciptakan emulsi yang
stabil. Mills dapat digunakan dalam operasi pelarutan dimana pelarutan partikel
dilakukan dengan crushing atau shearing.
2.7 Unit Pelarutan dengan Kecepatan Tinggi
Type peralatan ini
serupa dengan In-Line Dynamic Mixer,
tetapi dalam kasus ini alat digunakan dalam sebuah vessel. Alat pencampur ini terdiri dari rotor kecepatan tinggi di
dalam vessel dimana fluida dimasukkan
ke aksi shearing intensif.
2.8 Valve Homogenizers
Unit ini mempunyai
bagian pemompaan untuk menyuplai material yang akan dilarutkan melalui sebuah orifice terkecil. Tekanan tinggi akan
diturunkan mendekati tekanan fluida melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan shear
force tinggi dimana emulsi dan suspensi koloid akan dihasilkan secara continue.
2.9 Ultrasonic Homogenizers
Material
yang akan diproses dipompakan pada tekanan tinggi (diatas 150 bar) melalui orifice yang didesain secara khusus
untuk menghasilkan aliran dengan kecepatan tinggi melalui sebuah blade yang digoyangkan atau digetarkan
pada ftrekwensi ultrasonic.
2.10 Extruders
Pelarutan dalam
industri plasit biasanya dilakukan dalam extruders.
Feed yang biasanya mengandung polimer
utama dalam bentuk granular atau bubuk, bersama-sama dengan aditif seperti stabilizer, plastizer, pigmen berwarna, dll. Selama proses dalam extruders dikeluarkan pada tekanan
tinggi dan laju kontrol dari extruders
untuk pembentukan. Parameter yang mempengaruhi klasifikasi agotator:
1) Parameter Proses:
a.
Viskositas rendah
b.
Kelarutan zat terlarut
c.
Konduktivitas termal fluida dan zat
terlarut jika terjadi perpindahan panas
d.
Densitas fluida
e.
Ukuran partikel solid
2) Parameter Mekanik :
- Diameter impeller
- Rotasi impeler permenit
- Bentuk impeler
- Volume vessel
- Bentuk vessel
- Letak agitator terhadap vessel
Keberhasilan
operasi suatu proses pengolahan tergantung pada efektifitas pengadukan dan
pencampuran zat dalam proses.
2.11 Pencampuran Solid-Liquid
Bila
zat padat disuspensikan dalam tanki yang diaduk, ada beberapa cara untuk
mendifinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan
derajat suspensi yang berlainan pula, dan karena itu kita perlu menggunakan
definisi yang tepat dan korelasi yang semestinya didalam merancang atau dalam
penerapan ke skala besar.
1)
Mendekati
suspensi penuh
Yaitu suspensi dimana masih terdapat sebagian kecil
kelompok-kelompok zat padat yang terkumpul didasar tanki agak kepinggir atau
ditempat lain.
2)
Partikel
bergerak penuh
Yaitu seluru partikel berada dalam suspensi atau
bergerak disepanjang dasar tanki.
3)
Suspensi
penuh atau Suspensi diluar dasar
Yaitu seluruh partikel berada dalam keadaan
suspensi dan tidak ada didasar tanki atau tidak berada didasar tanki selama
leih dari 1 atau 2 detik.
2.12 Pencampuran Liquid-Liquid
Pencampuran zat
cair-cair (misible) didalam tanki
merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulent. Impeller akan menghasilkan arus
kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur baik disekitar impeller karena adanya keterbulenan yang
hebat. Pada waktu arus itu melambat karena membawa ikut zat cair lain dan
mengalir disepanjang dinding, terjadi juga pencampuran radial sedang
pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi
pencampuran pada arah aliran.
2.13 Pencampuran Gas-Liquid
Dalam
proses pencampuran gas dengan liquid, gas akan tersuspensi dalam bentuk
gelembung-gelembung kecil dengan tekanan tertentu.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
Satu unit Fluid Mixing Appartus yang dilengkapi dengan impeller berbeda dengan baffle
dan tanpa baffle
Bahan :
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
1)
Air
2)
Pasir
3)
Garam
3.2 Prosedur Percobaan
1)
Siapkan Fluid Mixing Apparatus tanpa baffle
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya
2) Ukurlah diameter vessel, diameter impeller,
jarak impeller dari dasar vessel, lebar bilah impeller.
3) Masukkan air, pasir, dan garam ke dalam Fluid
Mixing Apparatus, kemudian pasang impeller yang dikehendaki.
4) Hidupkan Fluid Mixing Apparatus dan aturlah kecepatan putaran impeller 50 rpm, 100 rpm, 200 rpm, 300
rpm, lakukan secara bergantian
5) Amati dan gambarlah pola aliran
yang terjadi setiap kenaikan keceaptan perputaran impeller dan hitung daya dari pengadukan tersebut.
6) Ulangi percobaan di atas untuk impeller
yang berbeda dan Fluid Mixing Appa ratus dengan baffle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar