Proses
penyerapan gas oleh penyerap atau absorbent dapat terjadi pada kolom absorber. Pada industri-industri
kimia, pemakaian kolom absorber disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan,
maksudnya adalah type atau jenis kolom absorber
yang digunakan.
Absorpsi
gas itu sendiri adalah suatu proses dimana campuran gas dikontakkan dengan
liquid dengan tujuan untuk memisahkan satu atau lebih komponen dari gas dan
untuk menghasilkan gas dalam liquid. Pada operasi absorpsi gas terjadi
perpindahan massa dari fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben
liquid tergantung pada kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan karakteristik
kesetimbangan sistem gas-liquid.
Pengertian absorpsi itu sendiri adalah proses penyerapan gas
melalui seluruh permukaan zat cair (absorbent). Secara umum absorpsi dikelompokkan
menjadi 2, yaitu :
1.
Absorpsi
Fisika: Absorpsi fisika ini disebabkan oleh gaya Van der Wall
yang ada di permukaan absorbent. Panas absorpsinya rendah dan lapisan yang
terbentuk panda permukaan absorbent lebih dari 1 lapis.
2.
Absorpsi
Kimia: Sedangkan absorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara zat
yang diserap dengan absorbent. Panas absorpsinya tinggi dan lapisan yang
terbentuk panda permukaan absorbent hanya 1 lapisan.
Laju absorpsi
dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda yaitu:
1.
Menggunakan koefisien individual
2.
Menggunakan koefisien menyeluruh
atas dasar fase gas atau zat cair.
3.
Menggunakan koefisien volumetrik.
4.
Menggunakan koefisien persatuan
luas.
Untuk menerangkan lebih jauh, kita akan
melihat beberapa tipe dari kolom absorbsi
2.1 Type-type kolom Absorpsi
Type kolom absorber digolongkan ke
dalam beberapa bagian yang masing-masing memiliki klasifikasi dan pemakaian yang berbeda pada operasinya.
Dimana pemakaian harus disesuaikan dengan
kondisi yang diinginkan. Operasi perpindahan massa dilaksanakan di dalam tower
yang di desain untuk kotak dua phase peralatan ini diklasifikasi ke dalam 4
type utama yang metodenya digunakan untuk menghasilkan kontak interphase.
2.1.1 Spray Tower
Spray tower terdiri dari
chamber-chamber besar di mana phase gas mengalir dan masuk serta kontak dengan likuid
di dalam spray nozzles. Berikut ini menunjukan aliran phase di dalam spray
tower, likuid masuk dalam spray dan jatuh karena gaya gravitasi, serta kontak
secara counter curent dengan aliran gas yang masuk. Untuk ketinggian yang rendah, efisiensi ruang
spray kira-kira mendekati packed powder, tetapi untuk ketinggian yang melebihi
4 ft efisiensi spray turun dengan cepat. Sedangkan kemungkinan berlakunya
interfase aktif yang sangat besar dengan terjadinya sedikit penurunan, panda
prakteknya ditemukan ketidakmungkinan untuk mencegah hubungan ini, dan selama
permukaan interfase efektif berkurang dengan ketinggian, dan spray tower tidak
digunakan secara luas.
Spray nozzles didesain untuk aliran
likuid yang mempunyai bilangan presure drop besar maupun kecil, untuk aliran
likuid yang mempunyai flow rate yang kecil, maka cross area kontaknya harus
besar. Laju aliran yang mempunyai drop fals menentukan waktu kontak dan
sirkulasinya. Disertai dengan influensasi mass transfer antara dua phase dan harus kontak terus-menerus. Hambatan
pada transfer yaitu pada phase gas dikurangi dengan gerakan swirling dari
falling likuid droplets. Spray tower digunakan untuk transfer massa larutan
gas yang tinggi dimana dikontrol
laju perpindahan masa secara normal pada
phase gas.
Type dari kolom absorber memiliki klasifikasi dan
pemakaian yang berbeda-beda pada operasinya. Hal ini harus dipahami secara
seksama agar kita dapat lebih memahami lagi sistem absober jeni ini
2.1.2 Bubble Tower
Di Bubble tower ini, gas terdispersi
menjadi phase likuid di dalam fine bubble. Small gas bubble menentukan luas
area. Kontak perpindahan massa terjadi di dalam bubble formation dan buble rise
up melalui likuid. Arah aliran counter current dimana gas terdispersi di bottom
tower. Gerakan bubble mengurangi
hambatan likuid-phase. Bubble tower
digunakan dengan sistem dimana
pengontrol laju dari perpindahan masa pada phase likuid yang absorbsinya adalah relatif phase gas. Mekanisme dasar perpindahan massa terjadi di
dalam bubble tower dan demikian juga dengan aliran counter di dalam tank bubble
batch dimana gas itu terdispersi di dalam botom tank.
2.1.3 Packed Tower
Packing yang digunakan pada packed
tower adalah untuk memperbesar luas permukaan kontak antara gas dan liquid.
Keuntungan dari penggunaan Packed Tower
sebenarnya ada banyak, diantaranya sebagai berikut :
1.
Presure drop aliran gas rendah.
2.
Dapat lebih ekonomis di dalam operasi cairan korosif
karena ditahan untuk packing keramik.
3.
Biaya column dapat lebih murah dari plate column pada
ukuran diameter yang sama.
4.
Cairan hold up kecil.
2.1.4 Plate Column
Pengunan dari plate column lebih
luas bila dibandingkan dengan packed column secara spesial untuk destilasi.
Keuntungan
dari plate column adalah :
1.
Menyiapkan kontak lebih positif antara dua phase
likuid.
2.
Dapat menghandle cairan lebih besar tanpa terjadi
floading.
3.
Lebih mudah dibersihkan.
2.1.5 Wetted Wall Column
Dalam laboratorium, wetted wall telah
digunakan oleh sejumlah pekerja dan mereka telah membuktikan pentingnya
menentukan berbagai faktor, dan mengadakan basis dari hubungan yang telah dikembangkan
untuk packed tower.
2.2 Kriteria Pemilihan Pelarut
Tujuan utama dalam proses absorpsi ialah untuk mendapatkan
kemurnian tertinggi dari suatu zat, hal serupa dapat kita lihat dari proses
pembuatan asam klorida (HCl), solvent dispesifikasikan sebagai produk alamiah.
Ada beberapa tujuan dalam proses absorpsi apabila tujuan utama dari proses absorpsi
ialah untuk mengembalikan unsur utama gas atau senyawa, ada beberapa pelarut
yang dapat dipilih. Air merupakan salah satu pelarut yang paling mudah ditemui.
Selain itu, air memiliki harga yang murah sehingga penggunaan air sebagai
pelarut sangat ekonomis. Akan tetapi, selain harga dan jumlahnya terdapat beberapa
karakteristik yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut. Beberapa
karakteristik yang harus diperhatikan diantaranya adalah :
1.
Volatilitas
pelarut, pelarut yang baik haruslah memiliki tekanan uap yang
rendah. Tekanan uap yang rendah akan menyebabkan pelarut menjadi pelarut jenuh
ketika proses absorpsi telah selesai. Semakin kecil volatilitas sebuah pelarut,
maka make up pelarut akan semakin kecil.
2.
Kelarutan gas,
dalam pemilihan pelarut diharapkan gas memiliki kelarutan yang tinggi.
Kelarutan gas yang tinggi dapat meningkatkan laju proses absorpsi. Selain itu,
dengan kelarutan gas yang tinggi dapat menurunkan jumlah pelarut yang digunakan
sehingga proses absorpsi lebih ekonomis karena tidak menggunakan banyak
pelarut.
3.
Tidak korosif, pelarut dan gas yang bersifat korosif dapat menyebabkan korosi pada
material dan peralatan, sehingga baik pelarut maupun gas yang diabsorpsi
diusahakan bukan senyawa yang korosif.I Pelarut dan gas yang
bersifat korosif dapat merusak peralatan sehingga biaya material menjadi
tinggi.
4.
Viskositas,
Pelarut dengan viskositas rendah lebih disukai dalam absorpsi.
Pelarut dengan viskositas rendah disukai karena lebih menguntungkan. Pelarut
dengan viskositas rendah lebih menguntungkan karena :
a)
Pelarut
viskositas rendah dapat mempercepat laju absorpsi
b)
Perpindahan
massa akan lebih baik dan akan mencegah flooding pada kolom absorpsi
c)
Perbedaan
tekanan yang rendah (less pressure drop)
d)
Perpindahan panas akan lebih baik karena
molekul-molekul yang dapat bergerak aktif
5.
Pelarut yang digunakan haruslah tidak beracun,
tidak mudah terbakar, memiliki ikatan yang stabil, dan memiliki titik beku yang rendah.
6.
Harga, pelarut yang digunakan diharapkan
pelarut yang murah dan mudah ditemui. Sehingga biaya yang dikeluarkan lebih
sedikit dan selalu tersedia di pasaran.
2.3 Perpindahan Massa di dalam Weted-Wall Columns
Transfer massa yang
paling baik terjadi apabila menggunakan weted wall. Hal ini dikarenakan weted
wall memiliki kontak antara luas permukaan
pipa dan aliran fluida. Weted wall digunakan dikarenakan dengan kolom ini
perpindahan massa antara dua fase dapat lebih baik. Weted wall memiliki dua
buah persamaan untuk perhitungannya. Dua persamaan tersebut ialah sebagai
berikut ini :
2.3.1
Koefisien transfer massa pada lapisan
film
Koefisien transfer massa untuk lapisan film ditunjukkan oleh persamaan Vivian dan Peaceman sebagai berikut :
3.
.................... (2)
Keterangan :
g = gravitasi
z =
panjang kotak
DAB
= massa difusivitas komponen A yang menjadi likuid
Re = Reynold Number
Sc = bilangan number Schmidt
Μ = viskositas likuid B
4r/μ ialah sebuah persamaan dengan r merupakan berat flowrate likuid per unit
dari parameter wetted wall. Film likuid memiliki koefisien yang berada diantara
10% hingga 20% dibandingkan dengan persamaan hasil percobaan atau teoritis pada
absorpsi pada absorpsi dalam film aliran laminer.
2.3.2
Koefisien perpindahan massa pada aliran
gas
Dalam
praktiknya, kita dapat menentukan banyaknya perpindahan massa dalam aliran gas
dengan persamaan koefisien perpindahan massa. Koefisien perpindahan
massa pada aliran gas ditunjukan oleh
persamaan berikut ini :
.................... (1)
Keterangan :
Sc
= bilangan number Schmidt.
DAB
= massa difusivitas komponen A
yang menjadi likuid
rB
= densitas likuid B
Re
= Reynold Number
2.4 Aliran di dalam Pipa
Korelasi untuk
perpindahan massa pada dinding dalam haruslah mempunyai bentuk yang sama dengan
korelasi untuk perpindahan kalor, karena persamaan dasar untuk difusi dan
konduksi itu serupa. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling sederhana
yang cukup cocok dengan data publikasi dalam jangkauan angka reynolds dan angka
Schmidt yang cukup luas. Bentuk alternatif dari bentuk korelasi itu didapat
dengan membagi persamaan diatas dengan NRe x NSc sehingga
menghasilkan faktor jM yang sebagaimana ditunjukkan oleh Chilton dan Colbum
sama dengan jH dan juga f/2. Suku (µ/µw) 0,14 biasa 1,0 untuk perpindahan massa
karena itu ditinggalkan. Analogi untuk persamaan ini berlaku umum untuk
perpindahan kalor dan perpindahan massa dengan pelarutan yang sama.
Perluasan analogi ini
sehingga menutupi rugi gesek yang dilakukan untuk pipa saja karena semua rugi
disini berasal dari gesek kulit saja. Analogi ini tidak berlaku untuk rugi
gesek dimana tidak terdapat seret bentuk dari pemisahan aliran, sebagaimana
terdapat pada aliran seputar benda. Korelasi yang telah disajikan untuk berbagai
kisaran angka Schmidt. Data untuk penguapan beberapa macam zat cair didalam
menara didnding basah dikorelasi dengan eksponen yang agak lebih tinggi baik
untuk angka Reynold maupun untuk angka Schmidt. Angka Schmidt berkisar antara
0,60 dan 0,25 dan dalam jangkau yang sempit. Perbedaan antara eksponen itu
mungkin mempunyai makna fundamental, karena perpindahan ke permukaan zat cair,
yang mungkin mempunyai riak dan kegombang mesti berbeda dari permukaan
perpindahan padat yang licin. Korelasi untuk perpindahan massa dan angka
schmidt yang tinggi (antara 430 – 100.000) didapat dengan mengukur laju
kelarutan didalam tabung asam benzoat didalam air dan zat cair viscous. Perbedaan
antara eksponen angka Schmidt dan nilai 1/3 yang biasa mungkin tidak banyak,
tapi eksponen angka Reynold jelas lebih besar dari 0,80.
2.5 Teori-Teori Pada Absorber
2.5.1 Teori Film
Teori
film bersifat elementer, semua aliran di dalam aliran fluida turbulen
terkonsentrasi dalam suatu stagnant film. Berikutnya terhadap dinding atau batas
stasioner fluida, menurut model ini
semua driving forerce atau garad konsentrasi untuk mengurangi stagnant film
serta konsentrasi di dalam bulk fluida adalah konstan, hal ini dikarenakan oleh
adanya turbulen yang tingi. Turbulen yang tingi mengurangi stagnant fluida.
Tebal dari film hayalan yang
digunakan untuk masa pada kecepatan aliran yang sebanding adalah tidak sama
kecuali pada kondisi batas. Dari Reynold
analogi, koefisien dari transfer massa
banyak digunakan, akan tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan
koefisien transfer atau juga apabila dibandingkan dengan koefisien permukan. Dalam
teori film ketebalan film efektif ditentukan oleh bagaimana kondisi laminer dan
turbulen. Gradien konsentrasi merupakan karakteristik steady state.
Persyaratan kontak antara liquid dan gas merupakan persyaratan yang
paling sulit dicapai, terutama pada tower yang besar. Secara ideal,
terdistribusi dari top packing, mengalir dalam bentuk film tipis dari seluruh
permukaan packing turun ke bawah tower. Sebenarnya film tersebut, cenderung
menebal pada beberapa tempat dan menipis di tempat lain, sehingga liquid itu
mengumpul menjadi arus-arus kecil dan mengalir melalui lintas-lintas tertentu
dalam packing. Lebih-lebih pada laju aliran rendah, sebagian besar permukaan
mungkin kering atau sedikitnya diliputi oleh film stagnant liquid. Efek ini
disebut sebagai chanelling dan merupakan penyebab utama dari unjuk kerja yang
kurang memuaskan pada menara berukuran besar.
2.5.2 Teori Penetrasi
Suatu gelembung gas yang berada pada
likuid yang bergerak ke luar dari
likuid, dituliskan dalam persamaan menjadi :
.................... (3)
Rumus di atas digunakan berdasarkan teori penetrasi. Dimana θ
merupakan waktu yang diperlukan oleh
gelembung gas untuk naik dengan jarak tempuh sama dengan jarak gelembung. Teori
penetrasi digunakan oleh Higbie untuk
menganalisa fase cair. Dalam absorbsi gas dimana cairan diasumsikan sebagai aliran laminer atau
stasioner. Higbie mempertimbangkan bahwa
transfer di dalam cairan dengan transport molekul unsteady state.
Konsep yang dikemukakan oleh Higbie
ini menghasilkan suatu persamaan untuk
fluks masa pada titik yang berada pada
permukan cairan yang diekspose untuk
absorpsi gas. Berbeda halnya dengan
Danckwerte yang menggunakan
konsep unsteady state ini untuk absorpsi
di dalam suatu cairan turbulen dengan mengangap random surface renewal.
Kemudian Marcello, yang melakukan perbaikan
terhadap model film penetrasi. Yaitu dengan kombinasi dari dua model di atas pada Sc yang rendah model film steady state kelihatanya pada Sc yang
tinggi. Sedangkan pada model unsteady
state surface renewal lebih mengambarkan situasi yang menguntungkan .
2.6 Penggunaan Absorpsi
Absorpsi gas oleh zat padat digunakan pada gas masker.
Alat berikut ini berisi arang halus yang, yang berfungsi menyerap gas-gas yang tidak diinginkan, misalnya gas yang
beracun. Arang halus yang juga dipergunakan untuk membuat vakum, dengan
temperatur yang rendah dapat dibuat
vakum sampai 10-4 mm. Grafit
yang juga dipergunakan sebagai pelumas karena molekulnya yang pipih
sehingga mudah bergeser terhadap satu sama lain.
Grafit memang sangat menguntungkan,
akan tetapi ternyata bahwa pada temperatur yang tinggi sifat pelumas grafit sangat berkurang dan kembali
lagi apabila temperatus direndahkan (dikurangi). Dengan analisis kimia
kadang-kadang diperoleh kesulitan, hal
ini disebabkan oleh karena adanya daya serap dari beberapa endapan terhadap
ion-ion dalam larutan.
Berdasarkan
kegunaan dari absorber, maka absorber dibagi menjadi :
1.
Packed Tower Dipilih untuk menangani
material yang sangat korosif, liquid yang berbuih, tower yang diameternya besar
dan melibatkan pressure drop yang rendah.
2.
Plate Tower Dirancang untuk operasi absorpsi
gas atau stripping gas yang memiliki banyak persamaan untuk menurunkan angka.
Perbedaanya terletak pada pemisahan yang didasarkan pada pemdistribusian
berbagai substansi antara fase gas dan liquid ketika seluruh komponen antara
dua fase.
3.
Stirred Tank Digunakan pada sistem reaksi
kimia di mana gas akan diabsorpsi terlebih dahulu dan kemudian akan bereaksi
dengan suatu komponen dengan larutan. Alat ini memiliki kelebihan ketika reaksi
berjalan lambat, dalam hal ini pada fase liquid, sehingga membutuhkan residence
time yang lama dibandingkan dengan waktu yang disediakan.
4.
Sparged Tower Mempunyai efisien dan massanya
lebih rendah dibandingkan stirred tank.
5.
Spray Chamber Digunakan untuk skala besar
dengan sistem dasarnya untuk mengalirkan SO2 dari boiler gas buangan
yang dikeluarkan dari stasiun pembakaran batubara.
6.
Venturi Scrubber Umumnya digunakan untuk
mengalirkan bahan-bahan partikel dari aliran gas ke penyerapan uap terlarut.
7.
Falling Film Absorber Tipe ini sangat cocok
untuk skala besar atau komersil di mana panas yang diperbolehkan selama
absorpsi sangat tinggi.
Absorpsi gas adalah operasi di
mana campuran gas dikontakkan dengan liquid untuk tujuan melewatkan suatu
komposisi gas atau lebih dan menghasilkan larutan gas dalam liguid. Pada
operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari fase gas ke liquid.
Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada kesetimbangan yang
ada, karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan sistem gas-liquid.
2.6.1 Sistem Dua Komponen
Bila sejumlah gas tunggal
dikontakkan dengan liquid yang tidak mudah menguap, yang akan larut sampai
tercapai keadaan setimbang. Konsentrasi gas yang larut disebut kelarutan gas
pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada. Pada T tetap, kelarutan gas akan
bertambah bila P dinaikkan pada absorben yang sama. Gas yang berbeda mempunyai
kelarutan yang berbeda. Pada umumnya kelarutan gas akan menurun bila T
dinaikkan.
2.6.2 Sistem Multikomponen
Bila
campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu, kelarutan
setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang dinyatakan
dalam tekanan parsiil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas ada gas yang
sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas yang mudah
larut. Pada beberapa komponen dalam campuran
gas mudah larut dalam liquid, kelarutan masing-masing gas tidak saling
mempengaruhi bila gas tidak dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi
pada larutan ideal.
Karakteristik
larutan ideal yaitu:
1.
Gaya rata-rata tolak menolak dan
tarik menarik dalam larutan tidak berubah, dalam campuran bahan, volume larutan
berubah secara linear.
2.
Pada pencampuran bahan tidak ada
panas yang diserap maupun yang dilepaskan.
3.
Tekanan uap total larutan berubah
secara linear dengan komposisi.
Suatu
alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi lain ialah
menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk sekunder atau menara
yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah,
pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, sedang pengeluaran gas
dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian bawah serta tower
packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang cukup besar
untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu. Zat cair yang
masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan encer zat terlarut
di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan distributor,
sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang
pendistribusian yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui
celah-celah antara isian berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu
memberikan permukaan yang luas untuk kontak
zatcair dan gas serta membantu terjadinya kontak antara kedua fase.
Persyaratan pokok
yang diperlukan untuk isian menara ialah:
1.
Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam
menara
2.
Harus kuat, tetapi tidak terlalu
berat.
3.
Harus mengandung cukup banyak
laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair yang terperangkap atau
menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.
4.
Harus memungkinkan terjadinya
kontak yang memuaskan antara zat cair dengan gas.
5.
Harus tidak terlalu mahal.
Prinsip-prinsip
absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang akan diolah
sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan konsentrasi dan
pada laju perpindahan massa persatuan volume isian. Laju optimum zat cair untuk
absorpsi didapatkan dengan menyeimbangkan biaya operasi untuk kedua unit dan
baiaya tetap untuk peralatan. Bila gas hanya diumpankan ke dalam menara
absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara menyolok dari dasar menara ke
puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut menyebabkan naiknya suhu larutan,
penguapan pelarut cenderung menyebabkan suhu turun. Efeknya secara menyeluruh
ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di dekat dasar kolom suhu itu bisa
sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu bergantung pada laju penyerapan
zat terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut, serta perpindahan kalor antara
kedua fase.
Laju absorpsi
dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda yaitu:
5.
Menggunakan koefisien individual
6.
Menggunakan koefisien menyeluruh
atas dasar fase gas atau zat cair.
7.
Menggunakan koefisien volumetrik.
8.
Menggunakan koefisien persatuan
luas.